Kicau Nasehat

Media Dakwah Santri Kalong Ponpes Al-Ridlo Potroyudan Jepara.


Orang Sakit Dicatat Amal Baiknya


   Rasulullah Saw. bersabda, "Ketika seorang hamba mu'min sedang sakit, Allah Swt mengutus malaikat untuk menulis amal kebaikan yang dilakukan selama ia sehat".
   Dalam hobar lain mengatakan "Ketika seorang hamba yang mu'min sakit, Allah Swt telah mengutus empat malaikat sebelum jatuh sakitnya, salah satu dari empat malaikat diitus untuk mencabut kekuatannya, yang kemudian seorang hamba jatuh sakit. Malaikat yang kedua diutus untuk menghilangkan rasa lezatnya makan. Malaikat yang ketiga diutus untuk mencabut nur di wajahnya, yang kemudian seorang hamba berwajah pucat. Dan malaikat yang keempat diutus untuk menghapus dosa-dosanya, yang kemudian seorang hamba itu suci dari dosa. Dan ketika ia hendak sembuh, Allah Swt mengutus malaikat yang menghilangkan kekuatannya untuk mengembalikannya, dan malaikat yang mencabut rasa lezatnya makan untuk mengembalikannya,dan malaikat yang mencabut nur dari wajahnya juga diutus untuk mengembalikannya, kecuali malaikat yang diutus menghapus dosanya, ia tidak diutus untuk mengembalikannya. kemudian malaikat yang membawa dosa itu bersujud pada Allah Swt dan berkata, : Ya robbi kami berempat adalah malaikat yang engkau utus untuk mengambil sesuatu dari hamba ini kemudian mengembalikannya, tetapi engkau tak mengutusku untuk mengembalikan dosa yang kuambil darinya,
Kemudian Allah Swt berkata : Tak patut untuk kemuliaanku bila aku mengutusmu untuk mengembalikan dosanya setelah menjadikan ia sakit.
Lalu malaikat itu bertanya, : Lalu apa yang harus kulakukan dengan dosa-dosanya ini?.
Allah Swt menjawab, : Pergilah, buanglah di lautan.
Kemudian malaikat itu pergi dan membuangnya di lautan, dan dari dosa-dosa itu Allah Swt menjadikan seekor buaya di lautan, sehingga bila hamba itu mati, ia keluar dari dunia dengan keadaan suci dari dosa".
   Seperti pada hadist Rasulullah Saw, "Sakit demam satu hari satu malam melebur dosa satu tahun".

Alkisah
    Pada zaman bani Israel, hiduplah seorang berandal yang sangat fajir, fasiq (buruk prilaku). Sampai sehingga warga masyarakat daerahnya bersambat pada Allah Swt atas prilakunya yang begitu fajir an fasiq, sehingga Allah Swt memberi wahyu pada Nabi Musa A.s, "Wahai Musa, di desa ini ada seorang pemuda yang sangat fasiq, hendaklah engkau usir ia dari daerahnya sekiranya tak ada pertengkaran di daerah itu".  Nabi Musa A.s pun bergegas mengusir berandal itu dari daerahnya, lalu berandal itu pun pergi ke suatu desa. Kemudian Nabi Musa mendapat wahyu lagi untuk mengusir brandal itu dari desa yang di tempatinya, dan Nabi Musa A.s pun bergegas mengusirnya, lalu brandal itu pergi ke hutan belantara sampai akhirnya ke tampat yang mana tak ada satu pun manusia hewan atau makluq hidup lainnya.

   Di tempat yang tak ada makhluq hidup itu si berandal jatuh sakit tak tertolongkan, ia jatuh terkapar di tanah, dalam keadaan sakaratul maut ia berkata, "Yaa Robbi.., apabila ibuku ada di sampingku pasti ia kasihan lalu menangis tak henti-henti. Dan apabila ayahku di sampingku pasti ia menolongku, memandikanku, mengkafani dan menguburku. Dan apabila istriku disampingku pasti ia akan menangis atas perpisahan ini. Dan apabila anak-anakku ada di sini pasti mereka juga akan menangisi jenazahku dan mereka berdoa : Yaa Allah Ampuni dosa-dosa ayahku yang banyak maksiat dan sangat fasiq dari satu daerah ke daerah lain, dari satu desa ke desa lain, dari hutan dan tempat yang tak dihuni makhluq satupun,hingga dari dunia menuju akhirat. ia pergi dengan keadaan putus asa dari segala sesuatu kecuali rahmatmu. "
   Si berandal itu kemudian berdoa, "Yaa Allah,, bila engkau memisahkanku dari orang tuaku, istriku dan anak-anakku, janganlah engkau pisahkan aku dengan rahmatmu. Bila engkau membakar hatiku dengan perpisahanku dari mereka, janganlah engkau bakar aku nanti dengan apimu karena semua dosa-dosaku"

    Kemudian Allah Swt para malaikat untuk menyerupai orang tuanya, istri dan anak-anaknya. Mereka diutus untuk berada disamping si berandal itu seolah orang tua, istri dan anak-anaknya menangisi disampingnya. Kemudian hati si berandal itu pun terenyuh behagia, lalu ia berdo'a, "Yaa Allah,, jangan engkau putus aku dengan rahmatmu, sesungguhnya engkau adalah dzat yang maha kuasa atas segalanya".

   Kemudian Allah Swt memberi wahyu pada Nabi Musa A.s, "Wahai Musa, di hutan ini dan tempat ini ada kekasiku yang telah wafat, maka pergilah engkau kesana, mandikanlah, solatkan dan makamkanlah".  Kemudian Nabi Musa A.s pergi ke tempat yang di tunjukan Allah Swt lewat wahyu. Sesampai di tempat Nabi Musa A.s kaget ternyata jenazah kekasih Allah Swt itu adalah si brandal yang beliau usir dari satu daerah ke daerah lain, dari desa ke desa lain hingga ke hutan belantara. Lalu Nabi Musa A.s pun melihat para malaikat sedang menangis di samping bekas berandal itu. Lalu Nabi Musa A.s bermunajat, "Yaa Robbi, apakah ia orang fasiq yang aku usir dengan perintahmu dahulu?",  Allah Swt menjawab, "Iya benar wahai Musa, aku telah merahmati dan mengampuninya karena kesengsaraannya dalam sakitnya dan perpisahannya dengan keluarganya, lalu aku mengutus para malaikat untuk menyerupai keluarganya untuk menangis di sampingnya agar ia lega, lalu ia mati, dan seluruh makhluq di bumi dan di langit pun ikut menangis karena kepergiannya, maka bagaimana aku tak mengasihinya, sedangkan aku adalah dzat maha pemurah juga maha pengasih".
   Nabi Musa A.s akhirnya pun memandikan, menyolati dan memakamkan jenazahnya.


Ref : Kitab Mawaidl Al Usfuriyah.

Share this:

CONVERSATION

1 komentar: