Sang Maestro Syekh Zakariya Al-Anshari (Bag II)
Nama besar Syaikh Zakariya sampai ke telinga Sultan Qaibai, penguasa Dinasti Mamluk yang kekuasaannya meliputi Mesir dan Syam. Sultan mengaguminya dan memberikan tempat yang istimewa di hatinya. Posisi ini membuat Syaikh Zakariya menjadi penyambung lidah rakyat kepada penguasa. Banyak orang meminta bantuan kepadanya untuk menyampaikan berbagai keperluan mereka kepada Sultan. Hal itu membuat Sultan semakin kagum dan hormat kepada Syaikh Zakariya. Sultan menawarinya jabatan Qodli Al-Quddlot (Hakim Agung), tetapi beliau menolaknya, Sultan Qaitbai terus memaksanya sampai ia berkata "Kalau anda tidak mau, biarkan aku akan jalan kaki dan menuntun keledai anda hingga sampai ke rumah anda asal anda mau menerimanya". Akhirnya setelah berkonsultasi dengan beberapa tokoh ulama, Syaikh Zakariya bersedia menerima amanah yang sangat berat itu. beliau dilantik menjadi qodli al-quddlot pada bulan Rojab 886 H.
Syaikh Zakariya melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Sifat zuhud dan sufinya senantiasa mendasari berbagai keputusan hukum yang beliau terapkan. Beliau sangat tegas dan tidak memberikan toleransi sedikitpun pada kesalahan.
Konon ketegasan itu justru berbuah dengan pemecatan dirinya. Alkisah pada suatu hari ketika Syaikh Zakariya menjadi khatib Sholat Jum'at, beliau menyinggung Sultan Qatbai yang dianggap menyimpang dari tuntunan Islam, Selang beberpa hari beliau dipecat dari jabatannya yang disandang selama 10 tahun itu.
Berhenti dari qodli al-qoddlot membuat Syaikh Zakariya memilki waktu yang lebih panjang untuk berkonsentrasi di pengembangan ilmu pengetahuan Islam. Beliau berkonsentrasi mengajar dan mengarang kitab. Beberapa ulama besar dan karya-karya hebat lahir dari tangan beliau. Murid-muridnya yang menjadi ulama besar diantaranya adalah Imam Ahmad Ar-Ramli (w. 957 H.), Ibnu Hajar Al-Haitami (909-973 H.), Abdul Wahab Asy-Sya'roni (w. 973 H.), Muhammad bin Ahmad Ar-Ramli (917-1004 H.), Muhammad Al-Ghazi (862-935 H.), pengarang Fathul Qarib dan masih banyak ulama-ulama lain.
Syaikh Zakariya juga dikenal sebagai penulis hebat yang produktif. Karyanya mencakup berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan, tapi umumnya adalah fiqh. Diantaranya adalah Ihkam Ad-Dalalah 'Ala Tahrir Ar-Risalah (Syarah Risalah Al Qusyairiyah), Asna Al-Matholib Fi Syarh Roudh Ath-Tholab, At-Tahrir, Tuhfat Al-Bari 'Ala Syarhil Bukhori, Tuhfat At-Thullal, Hasyiah 'Ala Jami'il Jawami, Hasyian 'Ala Syarh Al-Bahjah Li Abi Zahrah, Fath Al-Wahhab, dll.
Syaikh Zakariya memiliki gaya menulis yang khas, Khususnya dalam karya-karyanya di bidang fiqh. Sistematika penulisannya yang bagus, ringkas dan padat mendapat appresiasi tinggi dari pengkajinya. Sampai kini karya-karya tersebut menjadi bahan rujukan utama umat islam di dunia dan menjadi materi pelajaran di pesantren-pesantren salaf di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar